Selama puluhan tahun, peneliti hampir
tidak pernah berhenti berusaha untuk menciptakan vaksin virus HIV. Namun
berapapun dana yang telah dikeluarkan, vaksin tersebut masih belum juga
ditemukan. Penelitian terbaru dari Oregon Health and Science University pun membongkar alasan kenapa vaksin untuk HIV/AIDS sampai sekarang masih sangat sulit untuk dikembangkan.
Seperti yang dilansir dari Science Daily (10/09),
sebenarnya ada dua metode untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh
virus. Pertama, menggunakan strain dari virus yang dilemahkan untuk
mengaktifkan sistem imun. Kedua, memanfaatkan virus yang sudah mati.
Pada awal tahun 1990-an, sebenarnya versi strain yang dilemahkan
diberi nama SIV dan terbukti berhasil melindungi monyet dari serangan
AIDS. Namun dalam beberapa kasus, ada monyet yang masih terkena penyakit
tersebut.
"Ilmuwan selalu berusaha menemukan vaksin yang seolah 'tidak
terlalu panas' sekaligus 'tidak terlalu dingin yang artinya 'harus pas.'
Masalahnya, melemahkan sebuah strain dari virus itu hampir tidak
mungkin," tulis peneliti Louis Picker dalam jurnal Nature Medicine.
Selain itu, pengertian tentang mekanisme virus yang tidak terlalu
berbahaya bagi tubuh perlu dipahami secara mendalam. Hal itu dilakukan
untuk menghindari berbagai risiko yang mungkin timbul.
Penelitian terbaru yang lain sebelumnya menyebutkan bahwa
melemahkan sebuah virus mampu menyebabkan pencegahan penyakit. Namun
tidak seperti obat lainnya, vaksin HIV disebutkan harus tetap ada di
tubuh manusia untuk membuatnya efektif. Tentu saja, ada kemungkinan
terburuk yang bisa terjadi, seperti virus yang justru berubah menjadi
ganas dan berbalik menyerang seseorang.
0 komentar:
Posting Komentar