Ahli serangga dari University of California menemukan spesies baru
tawon dalam ekspedisi ke Sulawesi. Tawon tersebut dijuluki tawon monster
sebab penampakannya yang menakutkan, memiliki mandibula bak ninja dan
rahang yang lebih panjang dari kaki depannya.
"Rahang hewan ini
begitu besar sehingga menutup bagian samping kepala. Jika rahang
terbuka, akan tampak lebih panjang dari kaki depan tawon jantan ini,"
ungkap ahli serangga Lim Kimsey, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (25/8/2011).
Kimsey
yang juga kepala Bohart Museum of Entomology mengatakan bahwa ia
berencana memberi nama tawon tersebut "garuda", sesuai lambang
Indonesia. Ia mengatakan, tawon ini cenderung memilih untuk memakan
serangga lain. Namun, jika terancam, tawon ini juga bisa menyerang
manusia.
Tawon ini ditemukan di pegunungan Mekongga. Menurut Kim,
kawasan Mekongga dan Sulawesi pada umumnya memiliki keanekaragaman yang
besar. Ia mengatakan, selama tiga kali perjalanan ke Sulawesi, ratusan
spesies mungkin bisa dikatalogkan.
Kimsey mengatakan, di Sulawesi,
banyak ditemukan spesies langka dan belum pernah dilihat di belahan
dunia lain. Ia berharap penemuan spesies tawon ini bisa menggugah
kesadaran warga masyarakat terhadap perlunya melestarikan biodiversitas
di kawasan itu.
Pada tahun 2011, ilmuwan berhasil menemukan spesies tawon monster di
Sulawesi lewat ekspedisi Mekongga. Dalam publikasi terbaru di jurnal Zookeys,Jumat
(23/3/2012), ilmuwan akhirnya mendeskripsikan tawon itu sebagai spesies
sekaligus genus tawon baru, bernama Megalara garuda.
Ilmuwan dari
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terlibat dalam penemuan
tersebut. Beserta ilmuwan dari Indonesia, turut serta Lynn S Kimsey dari
University of California, Davis, Amerika Serikat, serta Michael Ohl
dari Museum fur Naturkunde, Jerman.
Megalara garuda memiliki ciri
khas berupa rahang yang begitu besar, lebih panjang dari kaki depannya.
Ilmuwan menduga rahang besar itu berperan dalam pertahanan dari predator
dan reproduksi. Karena rahang besar inilah, Megalara garuda disebut
tawon monster.
Nama genus Megalara diambil dari kata "Mega" yang
berarti besar dan "Dalara" yang merupakan genus lain dengan ciri paling
mirip. Tawon penggali ini dikategorikan dalam genus berbeda sebab
ciri-cirinya tak masuk dalam genus Dalara.
Megalara memiliki
keunikan berupa ruang malar atau area antara mata hingga rahang bawah
yang besar. Pada genus lain, malar sempit bahkan kadang malah tidak ada.
Ciri khas lain adalah adanya rambut halus dan pendek berwarna hitam.
Penamaan
spesies dengan lambang negara Indonesia sendiri sudah direncanakan
sejak penemuan tawon monster. Akhirnya, nama garuda yang dimaknai
sebagai raja burung dalam mitologi Hindu benar-benar diberikan. Megalara
garuda menjadi "raja tawon" yang nyata.
Megalara garuda berukuran
antara 25-34 mm. Karena belum pernah dijumpai dalam keadaan hidup, maka
masih banyak hal yang belum diketahui tentang serangga ini. Banyak
penelitian masih harus dilakukan.
Sejauh ini baru diketahui bahwa
serangga ini membunuh mangsa dengan menyengat. Dengan ukuran jantan yang
lebih besar dari betina, ilmuwan menduga bahwa pejantan memegang si
betina selama kawin.
0 komentar:
Posting Komentar