INILAH.COM,Jakarta - Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur adalah salah satu kawasan yang mampu sekaligus memenuhi kebutuhan para petualang yang mencari keindahan atau keunikan wisata.
Dimulai dari ujung timur pulau ini, wisatawan sudah bisa menikmati keindahan alam pantai. Mulai dari menyusuri pantai sepanjang Larantuka hingga Labuan Bajo di ujung barat Flores itu sungguh merupakan pengalaman yang tak terlupakan.
Nama Pulau Flores berasal dari bahasa Portugis yang berarti “bunga”. Bersama Pulau Timor, Pulau Sumba, dan Kepulauan Alor, Pulau Flores dengan luas sekitar 14.300 km adalah empat pulau besar di NTT, sebuah provinsi kepulauan yang memiliki 566 pulau.
Nah, seperti apa keunikan dan pesona wisata di Flores?
Semana Santa
Semana Santa, dengan berbagai ritual keagamaannya yang unik adalah salah satu pesona wisata di Larantuka. Sejatinya, ibu kota Kabupaten Flores Timur ini adalah tempat permukiman tua nan indah.
Dimulai dari ujung timur pulau ini, wisatawan sudah bisa menikmati keindahan alam pantai. Mulai dari menyusuri pantai sepanjang Larantuka hingga Labuan Bajo di ujung barat Flores itu sungguh merupakan pengalaman yang tak terlupakan.
Nama Pulau Flores berasal dari bahasa Portugis yang berarti “bunga”. Bersama Pulau Timor, Pulau Sumba, dan Kepulauan Alor, Pulau Flores dengan luas sekitar 14.300 km adalah empat pulau besar di NTT, sebuah provinsi kepulauan yang memiliki 566 pulau.
Nah, seperti apa keunikan dan pesona wisata di Flores?
Semana Santa
Semana Santa, dengan berbagai ritual keagamaannya yang unik adalah salah satu pesona wisata di Larantuka. Sejatinya, ibu kota Kabupaten Flores Timur ini adalah tempat permukiman tua nan indah.
Letaknya di kaki gunung Ile Mandiri (1502 meter dpl), kota ini terlindungi oleh dua pulau kecil di depannya, yakni Adonara dan Solor, yang hanya berjarak beberapa kilometer.
Di tengah apitan dua pulau ini terbentang lautan kecil dengan selat-selat sempit bagaikan sebuah telaga. Secara alami, Larantuka merupakan permukiman sangat indah.
Sebagai kota pelabuhan yang tidak terlalu besar, Larantuka memperlihatkan panorama yang dikelilingi bukit-bukit dan gunung Lewotobi ganda yang samar-samar tampak di bagian barat, sungguh memesona.
Selain prosesi Semana Santa yang tetap lestari hingga saat ini, kehadiran Portugis di Larantuka tetap hidup dalam wujud bahasa Portugis dan nama-nama Portugis, seperti Diaz, Riberu, Pareira, da Silva, dll.
Di tengah apitan dua pulau ini terbentang lautan kecil dengan selat-selat sempit bagaikan sebuah telaga. Secara alami, Larantuka merupakan permukiman sangat indah.
Sebagai kota pelabuhan yang tidak terlalu besar, Larantuka memperlihatkan panorama yang dikelilingi bukit-bukit dan gunung Lewotobi ganda yang samar-samar tampak di bagian barat, sungguh memesona.
Selain prosesi Semana Santa yang tetap lestari hingga saat ini, kehadiran Portugis di Larantuka tetap hidup dalam wujud bahasa Portugis dan nama-nama Portugis, seperti Diaz, Riberu, Pareira, da Silva, dll.
Persentuhan budaya Portugis dan budaya lokal, yang tahun ini memasuki usianya yang ke-500 tahun, menjadi daya tarik wisata yang mengasyikkan.
Penangkapan Ikan Paus
Kembali ke kawasan timur Flores, tak jauh dari Larantuka, para petualang bahari bisa mampir sejenak ke Lamalera di Pulau Lembata untuk menyaksikan tradisi penangkapan ikan paus. Atraksi yang populer di mata wisatawan mancanegara itu sudah muncul berabad-abad silam.
Inilah warisan budaya yang tak lekang dimakan usia. Meski sudah menjadi kabupaten sendiri, Lembata bisa dimasukkan sebagai satu kawasan/paket wisata dengan Pulau Flores.
Danau Kelimutu
Masuk ke kawasan tengah Pulau Flores, para wisatawan bisa menikmati keunikan alam Danau Kelimutu yang terletak di puncak Gunung Kelimutu. Danau ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu. Danau ini berada di ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut.
Danau Kelimutu mempunyai tiga kubangan raksasa, masing-masing dengan warna yang selalu berubah tiap tahunnya. Sejumlah flora langka tumbuh subur di sekitar danau, antara lain kesambi (Schleichera oleosa), cemara (Casuarina equisetifolia) dan bunga abadi Edelweiss.
Kampung Megalitik Bena
Masih di bagian tengah Pulau Flores, tepatnya di Kabupaten Ngada, para wisatawan bisa menyaksikan bangunan megalitik yang ada di perkampungan tradisional, Bena.
Desa ini terletak di bawah kaki Gunung Inerie, sekitar 13 km arah selatan Kota Bajawa. Perkampungan adat ini terkenal karena keberadaan sejumlah bangunan megalitik yang dimiliki dan tata kehidupan masyarakatnya yang masih mempertahankan keaslian perkampungan tersebut.
Taman Laut 17 Pulau
Masih di Kabupaten Ngada, Flores Tengah, wisatawan juga bisa menyaksikan keindakan Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau Riung merupakan gugusan pulau-pulau besar dan kecil, dengan jumlah 17 pulau. Kawasan ini berada sekitar 70 kilometer sebelah utara Kota Bajawa, ibukota Ngada.
Beberapa obyek wisata yang berada di dalam dan di luar kawasan TWA Tujuh Belas Pulau merupakan potensi alam yang cukup menarik untuk berbagai kegiatan wisata, baik wisata darat maupun perairan.
Penangkapan Ikan Paus
Kembali ke kawasan timur Flores, tak jauh dari Larantuka, para petualang bahari bisa mampir sejenak ke Lamalera di Pulau Lembata untuk menyaksikan tradisi penangkapan ikan paus. Atraksi yang populer di mata wisatawan mancanegara itu sudah muncul berabad-abad silam.
Inilah warisan budaya yang tak lekang dimakan usia. Meski sudah menjadi kabupaten sendiri, Lembata bisa dimasukkan sebagai satu kawasan/paket wisata dengan Pulau Flores.
Danau Kelimutu
Masuk ke kawasan tengah Pulau Flores, para wisatawan bisa menikmati keunikan alam Danau Kelimutu yang terletak di puncak Gunung Kelimutu. Danau ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu. Danau ini berada di ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut.
Danau Kelimutu mempunyai tiga kubangan raksasa, masing-masing dengan warna yang selalu berubah tiap tahunnya. Sejumlah flora langka tumbuh subur di sekitar danau, antara lain kesambi (Schleichera oleosa), cemara (Casuarina equisetifolia) dan bunga abadi Edelweiss.
Kampung Megalitik Bena
Masih di bagian tengah Pulau Flores, tepatnya di Kabupaten Ngada, para wisatawan bisa menyaksikan bangunan megalitik yang ada di perkampungan tradisional, Bena.
Desa ini terletak di bawah kaki Gunung Inerie, sekitar 13 km arah selatan Kota Bajawa. Perkampungan adat ini terkenal karena keberadaan sejumlah bangunan megalitik yang dimiliki dan tata kehidupan masyarakatnya yang masih mempertahankan keaslian perkampungan tersebut.
Taman Laut 17 Pulau
Masih di Kabupaten Ngada, Flores Tengah, wisatawan juga bisa menyaksikan keindakan Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau Riung merupakan gugusan pulau-pulau besar dan kecil, dengan jumlah 17 pulau. Kawasan ini berada sekitar 70 kilometer sebelah utara Kota Bajawa, ibukota Ngada.
Beberapa obyek wisata yang berada di dalam dan di luar kawasan TWA Tujuh Belas Pulau merupakan potensi alam yang cukup menarik untuk berbagai kegiatan wisata, baik wisata darat maupun perairan.
Beberapa kegiatan wisata lama yang bisa dilakukan di kawasan ini meliputi lintas alam pantai dan panorama alam bawah laut, serta wisata bahari.
Manusia dan Masyarakat
Selain warisan keunikan alam, Pulau Flores juga didiami masyarakat yang sangat multikultural. Dari Larantuka di Flores Timur hingga Labuan Bajo di Flores bagian barat, kita tak dapat menemukan masyarakat yang sama, homogen.
Apa yang dapat kita temukan adalah masyarakat dengan beranekaragam budaya, tradisi, dan bahasa yang berbeda-beda. Masing-masing dengan tampilan aktraksi budaya yang berbeda satu dengan yang lain.
Manusia dan Masyarakat
Selain warisan keunikan alam, Pulau Flores juga didiami masyarakat yang sangat multikultural. Dari Larantuka di Flores Timur hingga Labuan Bajo di Flores bagian barat, kita tak dapat menemukan masyarakat yang sama, homogen.
Apa yang dapat kita temukan adalah masyarakat dengan beranekaragam budaya, tradisi, dan bahasa yang berbeda-beda. Masing-masing dengan tampilan aktraksi budaya yang berbeda satu dengan yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar