Indonesia ternyata masuk peringkat 15 besar untuk masalah bajak membajak software. Menurut penelitian yang dilakukan BSA (Business Software Alliance) baru-baru ini, negara Indonesia menempati peringkat 11 untuk urusan pembajakan software terbesar di dunia, dengan prosentase 87%. Dari prosentase tertinggi, negara yang menduduki rangking pertama untuk masalah ini diserahkan kepada Georgia.
Sementara untuk tingkat kerugian yang ditimbulkan, maka negara Amerika Serikat yang menempati posisi teratas. Amerika dilaporkan menderita kerugian USD 9,5 miliar pada tahun 2010 lalu akibat pembajakan software. Di bawah Amerika ada China dan Rusia dengan kerugian masing-masing USD 7,7 miliar dan USD 2,8 miliar.
Penelitian ini menggabungkan 182 input data terpisah dari 116 negara dan wilayah di seluruh dunia. Termasuk pula survei opini publik pengguna PC yang dilakukan oleh IPA (Ipsos Public Affairs) terkait dengan pembajakan software. Negara dengan tingkat pembajakan software terbesar dimulai dari Georgia (93%), Zimbabwe 91%, Yaman 90%, Banglades 90%, Moldova 90%, Armenia 89%, Venezuela 88%, Belarusia 88%, Azerbaijan 88%, Libya 88%, dan Indonesia 87%.
Sementara untuk tingkat kerugian yang ditimbulkan, maka negara Amerika Serikat yang menempati posisi teratas. Amerika dilaporkan menderita kerugian USD 9,5 miliar pada tahun 2010 lalu akibat pembajakan software. Di bawah Amerika ada China dan Rusia dengan kerugian masing-masing USD 7,7 miliar dan USD 2,8 miliar.
Penelitian ini menggabungkan 182 input data terpisah dari 116 negara dan wilayah di seluruh dunia. Termasuk pula survei opini publik pengguna PC yang dilakukan oleh IPA (Ipsos Public Affairs) terkait dengan pembajakan software. Negara dengan tingkat pembajakan software terbesar dimulai dari Georgia (93%), Zimbabwe 91%, Yaman 90%, Banglades 90%, Moldova 90%, Armenia 89%, Venezuela 88%, Belarusia 88%, Azerbaijan 88%, Libya 88%, dan Indonesia 87%.
0 komentar:
Posting Komentar